Thursday, 06 Feb 2025
  • Disinilah lahirnya para penghafal al-Qur'an yang fasih & rasikh
  • Disinilah lahirnya para penghafal al-Qur'an yang fasih & rasikh

Menghafal Al-Qur’an Itu Mudah, Inilah Rahasianya, Simak

Menghafal Al-Qur'an Itu Mudah, Inilah Motivasi dari Pimpinan Pesantren

PESANTREN IBNU SYAM Alhamdulillah, pada hari Ahad, 26 Januari 2025, Pesantren Ibnu Syam mengadakan acara Open House dan Seminar dengan tema Menghafal Al-Qur’an Itu Mudah.

Rangkaian acaranya dimulai dari seminar yang isinya sambutan sekaligus motivasi dari Pimpinan Pesantren Dr. KH. Ahmad Slamet Ibnu Syam, Lc., M.A., mauidzhoh hasanah dari Syekh Abdullah An-Najjar, dan belajar teori serta praktik tahsin bersama Ustadzah Nabilah Abdul Rahim Bayan, Lc., M.Ag.

Setelah acara seminar, semua peserta diajak berkeliling asrama dan lingkungan Pesantren Ibnu Syam untuk melihat secara langsung fasilitas pendidikan yang dimiliki oleh Pesantren Ibnu Syam. Berikutnya, peserta diajak untuk mengunjungi stand Open House, yang di dalamnya terdapat galeri foto-foto program, kegiatan, dan prestasi santri Pesantren Ibnu Syam.

Terhitung berdasarkan lembar absensi, terdapat 422 siswa dan orang tuanya, yang hadir untuk mengikuti acara Seminar & Open House Pesantren Ibnu Syam 2. Mereka rata-rata berasal dari daerah Jabodetabek, namun ada juga peserta yang berasal dari Jawa Barat, Lampung, dan Palembang. Alhamdulillah selama acara siswa dan orang tuanya terlihat antusias dan menikmati acara Open House & Seminar.

Motivasi dari Pimpinan Pesantren Ibnu Syam

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

ثُمَّ اَوْرَثْنَا الْكِتٰبَ الَّذِيْنَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَاۚ

Artinya: “Kemudian Kami akan mewarisi kitab ini yaitu Al-Qur’an kepada siapa? Kepada hamba-hamba Kami yang Kami pilih,” (Surat Fathir ayat 32).

“Jadi kalau kita ditakdirkan berada di barisan yang sibuk di Al-Qur’an, suka Al-Qur’an, cinta Al-Qur’an, berada di lingkungan yang kemudian di sana Al-Qur’an diangungkan, dimuliakan, dikaji, dibaca, dihafal. Maka ketahuilah kita ini sudah dipilih oleh Allah SWT, dipilih untuk mewarisi Al-Qur’an, karena Al-Qur’an ini kitabullah, cahaya, kitab Allah yang tidak diberikan kecuali kepada orang yang Allah pilih,” motivasi dari Dr. KH. Slamet.

Ibu mau ngafal satu ayat diulang enam ratus kali, tapi kata Allah SWT ditakdirkan tidak dipilih untuk mewarisi Al-Qur’an atau menghafal Al-Qur’an, maka tidak akan bisa. Tapi Ibu, walaupun terbata-bata, belum bisa membaca dengan baik dan benar, tapi Allah SWT takdirkan menjadi pewaris Al-Qur’an, maka kata Rasulullah SAW, pahalanya dua, pahala belajar Al-Qur’an dan pahala terbata-bata kesungguhan membaca Al-Qur’an.

Oleh karena itu, jangan pernah putus asa bagi siapapun yang belum benar bacaannya, belum lancar bacanya, atau belum pandai menghafalnya. Sesungguhnya itu adalah proses yang Allah SWT tidak sia-siakan, bahkan pahalanya berlipat, satu sisi pahala membaca, satu sisi pahala menghafal, satu sisi pahala belajar, satu sisi pahala susah payah dalam belajar dan menuntut ilmu Al-Qur’an.

Rahasia ‘Menghafal Al-Qur’an Itu Mudah’

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Qamar ayat 17:

 وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْءَانَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ

Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?”

Allah SWT yang mudahkan hamba-Nya untuk menghafal Al-Qur’an. Pertanyaannya, mereka mau atau tidak menghafalnya.

Al-Qur’an Adalah Sebaik-baik Bekal

Suatu saat Abdullah bin Mas’ud, salah satu sahabat nabi sedang sakit menjelang wafat. Kemudian datang Sayyidina Utsman bin ‘Affan untuk menjenguknya. Ia menanyakan keadaan Ibnu Mas’ud, dan menawarkan makanan dan tabib (obat). Namun Ibnu Mas’ud hanya menjawab, “yang ku harapkan cuma rahmat Tuhanku.”

Sayyidina Utsman bin ‘Affan menawarkan harta kepada Ibnu Mas’ud, untuknya dan anak perempuannya. Akan tetapi Ibnu Mas’ud menolaknya. Kemudian mengatakan, “apakah kamu takut anak perempuan saya nanti dalam kefakiran atau kemiskinan? Tidak mungkin (dengan penuh keyakinan). Anak perempuan saya nanti tidak akan ada yang jatuh fakir atau miskin, karena saya telah mengajarinya surat Al-Waqiah.”

Ia menyebutkan hadits nabi berikut ini:

سمعت رسول الله ﷺ يقول: من قرأ الواقعة كل ليلة لم يفتقر

Artinya: “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: ‘Barang siapa membaca surat Al-Waqi’ah setiap malam, dia tidak akan jatuh miskin’,” (HR Baihaqi).

Bekal terbaik untuk anak-anak kita adalah Al-Qur’an, yang akan menjaga kita di dunia, menerangi di kuburan, dan memberi syafaat di akhirat. Mudah-mudahan kita menjadi ahli Qur’an, aamiin.

Keutamaan Membaca dan Menghafal Al-Qur’an

Rasulullah SAW bersabda:

من قرأ حرفًا من كتابِ اللهِ فله به حسنةٌ والحسنةُ بعشرِ أمثالِها، لا أقولُ ألم حرفٌ، ولكن ألفٌ حرفٌ، ولامٌ حرفٌ، وميمٌ حرفٌ

Artinya: “Barang siapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur’an maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi sepuluh kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf, dan Miim satu huruf,” (HR Tirmidzi).

Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ وَاسْتَظْهَرَهُ، فَأَحَلَّ حَلاَلَهُ وَحَرَّمَ حَرَامَهُ، أَدْخَلَهُ اللَّهُ بِهِ الْجَنَّةَ، وَشَفَّعَهُ فِي عَشْرَةٍ مِنْ أَهْلِ بَيْتِهِ، كلُّهُمْ قَدْ وَجَبَتْ لَهُ النَّارُ.

Artinya: “Barang siapa yang membaca al-Qur’an dan menampakkannya, yaitu dengan menghalalkan apa yang dihalalkan al-Qur’an dan mengharamkan apa yang diharamkannya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga, dan akan dapat memberikan syafa’at atau pertolongan terhadap sepuluh orang karabatnya, yang semuanya sudah ditentukan masuk ke dalam neraka,” (HR Tirmidzi).

Keutamaan Berinfak untuk Beribadah

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 261:

مَّثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِى كُلِّ سُنۢبُلَةٍ مِّا۟ئَةُ حَبَّةٍ ۗ وَٱللَّهُ يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَآءُ ۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ

Artinya: “Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti (orang-orang yang menabur) sebutir biji (benih) yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.”

Demikian jika seseorang berinfak untuk urusan ibadah, pasti Allah SWT akan melipatgandakan pahalanya.

|| BACA JUGA: 9 Adab Membaca Al-Qur’an, Hati-Hati Jangan Kelewat

Maidzoh Hasanah dari Syekh Abdullah An-Najjar

Sebuah hadits menjelaskan bagaimana Allah SWT memuliakan orang tua yang anaknya seorang penghafal Al-Qur’an yaitu sebagai berikut:

مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ وَتَعَلَّمَهُ وَعَمِلَ بِهِ أُلْبِسَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تَاجًا مِنْ نُورٍ ضَوْءُهُ مِثْلُ ضَوْءِ الشَّمْسِ، وَيُكْسَى وَالِدَيْهِ حُلَّتَانِ لاَ يَقُومُ بِهِمَا الدُّنْيَا فَيَقُولانِ : بِمَا كُسِيْنَا ؟ فَيُقَالُ : بِأَخْذِ وَلَدِكُمَا الْقُرْآنَ .

Artinya: “Barang siapa membaca Al-Qur’an, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka akan dipakaikan kepadanya sebuah mahkota yang terbuat dari nur (cahaya), sinarnya seperti sinar matahari. Kedua orang tuanya akan dipakaikan sepasang pakaian yang tiada bandingannya di dunia ini. Orang tuanya akan bertanya, ‘Mengapa kami diberi pakaian ini?’ Maka dijawab, ‘Disebabkan anakmu berpegang dengan Al-Qur’an’,” (HR Al-Hakim).

Nanti di surga, anak yang hafal Al-Qur’an akan dikumpulkan dalam satu kedudukan dengan orang tuanya. Kemudian, orang-orang yang beriman dan keimanannya diikuti oleh anak keturunannya, maka ia akan dikumpulkan dengan anak-anaknya.

Siapakah Ahli Al-Qur’an

Ahli Al-Qur’an bukanlah yang penghafal Al-Qur’an, tapi orang yang selalu mendekatkan dirinya kepada Al-Qur’an (selalu memperbanyak membaca Al-Qur’an). Walaupun seseorang kesulitan membaca Al-Qur’an, tapi ia membacanya di pagi hari, malam hari, maka ini dikatakan sebagai shohibul Qur’an atau ahli Qur’an.

Jika kita menginginkan kedudukan di dunia, maka harus dengan Al-Qur’an. Jika kita menginginkan kedudukan di akhirat, maka harus dengan Al-Qur’an, dan jika menginginkan kedudukan di keduanya, maka harus dengan Al-Qur’an.

Penutup

Demikian motivasi serta nasihat dari kedua pemateri seminar tersebut. Semoga bermanfaat, aamiin.

Wallohu A’lam

Penulis: Dewi Anggraeni (Tim Media Pesantren Ibnu Syam)
Editor: Muhammad Isra Rafid

This article have

0 Comment

Leave a Comment