Monday, 17 Feb 2025
  • Disinilah lahirnya para penghafal al-Qur'an yang fasih & rasikh
  • Disinilah lahirnya para penghafal al-Qur'an yang fasih & rasikh

Part 2: Keagungan Allah Subhanahu wa Ta’ala Diperlihatkan saat Isra Mi’raj

Keagungan Allah SWT Diperlihatkan saat Isra Mi'raj

PESANTREN IBNU SYAM – Setiap langit ada tempat pusat beribadahnya. Di bumi ada kakbah, di langit pertama ada Baitul Izzah, dan di langit ketujuh ada Baitul Ma’mur.

Jarak dari langit satu ke langit berikutnya itu bagai perjalanan selama lima ratus tahun. Planet terjauh adalah planet pluto, itu letaknya masih di bawah langit pertama. Langit kedua lebarnya lebih besar daripada langit pertama. Langit ketiga lebih besar lagi daripada langit kedua. Apalagi langit ketujuh, bahkan Sidratul Muntaha, jauh lebih besar lagi daripada langit ketujuh.

Sidra artinya sajarah (pohon), jadi bentuknya seperti pohon. Muntaha artinya ujung. Jadi segala yang ada di dunia ini seperti catatan amal perbuatan, naik ke atas dan puncaknya di Sidratul Muntaha.

Tingkatan Langit

Langit Pertama

Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam naik ke langit pertama bersama malaikat Jibril. Setiap langit ada penjaganya, mereka kemudian menanyakan siapa yang datang. Setelah tahu bahwa nabi yang datang, lalu para malaikat menyambut kedatangan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam.

Di langit pertama Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bertemu dengan Nabi Adam alaihis salam atau disebut abul basyar (ayahnya para manusia), kemudian disambutnya nabi dengan baik, “ya ibnish sholih ya nabi sholih (wahai anakku yang sholeh dan nabi yang sholeh).” Di langit pertama ini disebut rahasia keturunan, maka dari itu Nabi Adam alaihis salam ditempatkan di sini karena beliau adalah bapaknya para manusia.

Nabi Adam alaihis salam duduk, di kanan dan kirinya ada ruh-ruh umatnya. Karena ruh itu diciptakan sebelum jasad. Maka dari itu, terkadang manusia sering merasakan pernah melihat orang lain, barangkali mereka pernah bertemu saat di alam ruh. Rasulullah SAW bersabda:

الْأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ

Artinya: “Ruh-ruh itu bergerombol, jika di alam roh nya saling mengenal, di dunia mereka akan menjadi akrab, dan jika di alam roh nya saling bermusuhan, maka di dunianya juga mereka akan saling berselisih,” (HR Muslim).

Nabi Adam alaihis salam nengok ke sebelah kanan, ia senyum, karena itu adalah roh-roh umatnya yang kelak masuk surga. Akan tetapi saat Nabi Adam alaihis salam nengok ke sebelah kiri, ia nangis melihatnya, karena mereka adalah roh umatnya yang kelak masuk neraka.

Langit Kedua

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bertemu dengan Nabi Yahya alaihis salam dan Nabi Isa alaihis salam, kemudian mereka menyambut Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan mengatakan, “marhaban bi ahlish sholih wa nabi sholih (selamat datang saudaraku yang sholeh dan nabi sholeh).” Mereka menyebut saudaraku bukan anakku, karena kedua nabi ini beda jalur keturunan dengan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

Langit ini dinamakan rahasia penciptaan, karena Nabi Yahya alaihis salam lahir dari ayah yang sudah tua renta (Nabi Zakariya alaihis salam) dan ibu yang mandul, serta Nabi Isa alaihis salam lahir dari ibu yang tidak punya suami yaitu Siti Maryam.

Langit Ketiga

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bertemu dengan Nabi Yusuf alaihis salam. Urusan di langit ini yaitu tentang alam barzah dan alam mimpi. Nabi Yusuf alaihis salam diletakkan di langit ini karena ia penafsir mimpi, oleh karenanya langit ini disebut rahasia keindahan.

Langit Keempat

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bertemu dengan Nabi Idris alaihis salam. Langit keempat disebut hatinya langit, karena berada di tengah-tengah, di bawah ada tiga dan di atas ada tiga langit. Maka di sinilah tempatnya membolak-balikkan hati manusia, pergantian siang dan malam, serta perputaran keadaan.

Langit Kelima

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bertemu dengan Nabi Harun alaihis salam. Ia terkenal dengan sifatnya yang penyayang dan penuh kasih sayang kepada umatnya. Oleh karena itu beliau ditempatkan di langit kelima, yang merupakan tempat turunnya kasih sayang, sehingga disebut rahasia kasih sayang.

Langit Keenam

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bertemu dengan Nabi Musa alaihis salam. Di sinilah Nabi Musa alaihis salam menangis, ia mengatakan, “ada anak muda, umatnya yang masuk surga lebih banyak daripada umatku.” Sedihnya bukan karena iri, tetapi bangga dan terharu. Di langit ini disebut sebagai langitnya syariat Allah subhanahu wa ta’ala (rahasia syariat), karena Nabi Musa alaihis salam diberikan kitab Taurat.

|| BACA JUGA : Remembering Isra’ Mi’raj With Shaykh Samir al-Nass

Langit Ketujuh

Datang ke langit ketujuh, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bertemu dengan Nabi Ibrahim alaihis salam atau abul anbiya (bapaknya para nabi). Rasulullah shallallahu alaihi wasallam disambut dengan panggilan ibnish sholih wa nabi sholish (anak sholeh dan nabi sholeh), karena wajahnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam paling mirip dengan Nabi Ibrahim alaihis salam.

Alasan Allah subhanahu wa ta’ala memberikan tempat untuk Nabi Ibrahim alaihis salam di Baitul Ma’mur, karena reward yang Allah subhanahu wa ta’ala berikan kepada para nabi sesuai kadar amalnya (tingkat kesulitannya).

Nabi Ibrahim alaihis salam ditempatkan di langit ketujuh karena ia telah menegakkan tauhid, meninggikan, dan memuliakan kakbah, maka Nabi Ibrahim alaihis salam juga ditempatkan di tempat yang mulia yaitu di Baitul Ma’mur (kiblatnya penduduk di langit ketujuh). Sehingga langit ini disebut rahasia tauhid.

Di langit tersebut Nabi Ibrahim alaihis salam berkata kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, “sampaikanlah salamku kepada umatmu.”

Kunci Mendapat Derajat Tinggi

Tanaman surga itu adalah subhanallah, alhamdulillah, lailahaillallah, allahu akbar. Jadi, jika ingin menanam tanaman di surga, yaitu dengan membaca dzikir: subhanallah, walhamdulillah, walailahaillallah, wallahu akbar.

Surat Al-Isra diawali dengan kalimat tasbih. Inilah jawaban bahwa ketika seorang hamba ingin Mi’raj (diangkat derajatnya) maka perbanyaklah membaca tasbih. Hal ini sesuai dengan wasiat dari Nabi Ibrahim alaihis salam kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam saat Mi’raj, agar umatnya memperbanyak membaca tasbih.

Fenomena saat Mi’raj

Saat Mi’raj nabi diperlihatkan fenomena alam surga. Ada orang yang dimuliakan, ia tenggelam di dalam ars nya Allah subhanahu wa ta’ala. Nabi bertanya, kemudian malaikat menjawab, bahwa ia bukan malaikat, bukan pula nabi, tapi orang yang selalu berdzikir di dunia dan tidak pernah mendurhakai orang tuanya.

Rasulullah SAW bersabda:

رَأَيْتُ لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِي عَلَى بَابِ الْجَنَّةِ مَكْتُوبًا الصَّدَقَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا وَالْقَرْضُ بِثَمَانِيَةَ عَشَرَ فَقُلْتُ يَا جِبْرِيلُ مَا بَالُ الْقَرْضِ أَفْضَلُ مِنْ الصَّدَقَةِ قَالَ لِأَنَّ السَّائِلَ يَسْأَلُ وَعِنْدَهُ وَالْمُسْتَقْرِضُ لَا يَسْتَقْرِضُ إِلَّا مِنْ حَاجَةٍ.

Artinya: “Saya melihat di saat saya diisra’kan pada pintu surga tertulis, shadaqah dilipatgandakan sepuluh kali lipat. Memberi utang dilipatkan 18 kali lipat. Kemudian saya bertanya kepada Jibril: ‘Bagaimana orang yang memberi utang lebih utama dari pada bershadaqah?’.  Kemudian Jibril menjawab, ‘Karena orang yang meminta, (secara umum) dia itu meminta sedangkan dia sendiri dalam keadaan mempunyai harta. Sedangkan orang yang berutang, ia tidak akan berutang kecuali dalam keadaan butuh’,” (HR Ibnu Majah).

Kemudian nabi diperlihatkan fenomena alam neraka dan siksaan-siksaan yang ada di dalamnya. Dilihatkan orang yang perutnya sebesar rumah, isi perutnya ular semua. Bertanya nabi kepada Malaikat Jibril. Kemudian dijawab bahwa mereka itu yang di dunianya suka makan harta riba.

Diperlihatkan juga orang yang makan daging yang sudah basi, sementara ada daging yang masih bagus, dia yang di dunianya suka berzina. Diperlihatkan lagi seseorang yang memotong lidahnya sendiri dengan gergazi, dia adalah orang yang suka ceramah, tapi tidak melakukan apa yang ia sampaikan.

Ada pula seseorang yang dilempar kepalanya sampai pecah, bersatu lagi, kemudian dilempar lagi, pecah, dan terus begitu. Mereka adalah orang yang di dunianya berat mengangkat kepalanya ketika ada panggilan sholat.

Ada yang makan buah zaqqum, mereka adalah yang enggan membayar zakat. Ada pula yang jari-jarinya terbuat dari tembaga, kemudia ia mencakar wajah dan dadanya, mereka yang suka makan daging orang lain (suka ghibah). Jika ghibahin orang biasa, hanya makan bangkai aja. Tapi kalau ghibahin ulama, seperti makan bangkai dan beracun pula bangkainya.

Rahasia Dibalik Perintah Sholat

Sebelumnya sudah ada perintah sholat. Nabi juga sudah sholat. Saat Isra Mi’raj nabi menerima perintah sholat untuknya dan umatnya. Awalnya lima puluh waktu. Karena Nabi Musa alaihis salam mengabarkan bahwa umatnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam nanti tidak akan kuat, kemudian kembalilah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam meminta kepada Allah subhanahu wa ta’ala agar dikurangi jumlah waktu sholatnya. Hingga jumlah waktu itu menjadi lima dari yang awalnya lima puluh waktu.

Semua syariat Allah subhanahu wa ta’ala diturunkannya di bumi, kecuali sholat. Maka dari itu, Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam menyebutnya, ashsholatu mi’rojul mu’min, sholat adalah Mi’raj nya orang mu’min. Jadi kalau ingin diangkat derajatnya, perbaiki sholatnya.

Sholat tidak cukup dengan iman, harus juga dengan ihsan. Ihsan itu hendaknya seseorang menyembah Allah subhanahu wa ta’ala seakan-akan engkau melihat-Nya. Jika belum mampu di maqam ini. Turun setingkat di maqam muroqobah, yaitu merasa selalu diawasi oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

Dilengkapi sholat sunnah rawatibnya, karena kata nabi, sholat sunnah itu menutupi kekurangan kita saat sholat wajib. Inilah minimal maqam yang harus dicapai, sehingga akan mendatangkan kekhusu’an. Jika sudah benar sholatnya, maka akan menghindarkan kita dari perilaku keji dan munkar.

Demikian rahasia penting di balik peristiwa Isra Mi’raj Nabi Muhammad shallallahu wa ta’ala. Semoga bermanfaat, aamiin. Kembali simak ke part 1 di sini.

Wallohu A’lam

Oleh Dewi Anggraeni / Tim Media Pesantren Ibnu Syam
Editor Muhammad Isra Rafid

This article have

0 Comment

Leave a Comment