Thursday, 16 Jan 2025
  • Disinilah lahirnya para penghafal al-Qur'an yang fasih & rasikh
  • Disinilah lahirnya para penghafal al-Qur'an yang fasih & rasikh

9 Adab Membaca Al-Qur’an, Hati-Hati Jangan Kelewat

8_adab_membaca_al-Quran_hati_hati_jangan_kelewat

PESANTREN IBNU SYAMKitab suci Al-Qur’an bukan hanya sebuah kitab yang diperintahkan untuk dibaca saja. Melainkan juga untuk dipelajari, sebab di dalam Al-Qur’an terkandung banyak hal yang dapat menjadi pedoman hidup umat manusia.

Semua ketetapan telah Allah subhanahu wa ta’ala atur di dalam Al-Qur’an, baik mengenai tata cara beribadah, bersosial, berkeluarga, berdagang, dan lain sebagainya. Untuk dapat memahaminya, tentu seseorang akan membacanya. Dalam artikel kali ini penulis akan memaparkan sembilan adab dalam membaca Al-Qur’an.

Adab Membaca Al-Qur’an beserta Dalilnya

Mengutip dari skripsi yang berjudul Adab Membaca Al-Qur’an dalam Kitab At-Tibyan fi Adabi Hamalatil Qur’an Karya Imam Nawawi dan Relefansinya dalam Pendidikan Islam karya Siti Robbichah, berikut adab-adab dalam membaca Al-Qur’an di antaranya:

1. Menumbuhkan Rasa lkhlas dalam Membaca Al-Qur’an

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Alaq ayat 1:

ٱقْرَأْ بِٱسْمِ رَبِّكَ ٱلَّذِى خَلَقَ

Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.”

Membersihkan niat dan diri dari keinginan hawa nafsu serta motivasi duniawi. Sebagaimana dalam wahyu pertama yang Allah SWT turunkan, membaca Al-Qur’an hendaknya ikhlas karena Allah SWT, bukan karena yang lainnya.

2. Membaca Al-Qur’an dalam Keadaan Suci dan Bersiwak

Ketika membaca Al-Qur’an, umat islam dianjurkan dalam keadaan suci dari najis, baik itu badan, pakaian, ataupun tempatnya. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Waqiah ayat 79:

لَّا يَمَسُّهٗۤ اِلَّا الْمُطَهَّرُوْنَ

Artinya: “Tidak ada yang menyentuhnya selain hamba-hamba yang disucikan.”

Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ أَفْوَاهَكُمْ طُرُقٌ لِلْقُرْآنِ فَطَيِّبُوهَا بِالسِّوَاكِ

Artinya: “Sesungguhnya mulut-mulut kalian adalah jalan bagi Al-Qur’an. Maka bersihkanlah dengan siwak,” (HR. Ibn Majah dan Al-Bazzar).

3. Duduk Sopan dan Menghadap Kiblat

Adab selanjutnya adalah menghadap kiblat. Akan tetapi, bagi seorang murid yang sedang berkumpul dengan gurunya, maka yang lebih utama yaitu menghadap gurunya. Keutamaan duduk menghadap kiblat ini telah dijelaskan dalam hadits nabi berikut ini:

خير المجالس ما استقبل به القبلة

Artinya: “Duduk yang paling bagus adalah yang menghadap ke arah kiblat,(HR Thabari).

Melansir dari tafsiralquran.id, Imam An-Nawawi di dalam kitab At-Tibyan fi Hamalatil Qur’an menyatakan bahwa posisi paling sempurna ketika membaca Al-Qur’an yaitu dengan duduk. Kemudian, diperbolehkan membaca Al-Qur’an dalam keadaan berdiri, berbaring, berada di tempat tidurnya, atau posisi-posisi lainnya.

Imam An-Nawawi dalam Al-Majmu’ menyatakan bahwa seseorang boleh membaca Al-Qur’an dengan posisi sedang berjalan. Orang yang mengerjakannya akan memperoleh pahala, tapi di bawah pahala orang yang membaca sambil duduk.

4. Melihat Mushaf

Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar menjelaskan:

قِرَاءَةُ اْلقُرْآنِ فِيْ اْلمُصْحَفِ أَفْضَلُ مِنَ اْلقِرَاءَةِ مِنْ حِفْظِهِ (وَفِيْ اْلمَجْمُوْعِ : لِأَنَّهَا تَجْمَع ُاْلقِرَاءَةُ وَالنَّظَرُ فِيْ اْلمُصْحَفِ وَهُوَ عِبَادَةٌ اُخْرَى، كَذَا قَالَهُ اْلقَاضِيْ وَاْلغَزَالِيْ وَغَيْرِهِ مِنْ اَصْحَابِنَا، وَنَصَّ عَلَيْهِ جَمَاعَاتٌ مِنَ السَّلَفِ، وَلَمْ أَرَ فِيْهِ خِلَافًا) هَكَذَا قَالَهُ أَصْحَابُنَا وَهُوَ مَشْهُوْرٌ عَنِ السَّلَفِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ

Artinya: “Membaca Al-Qur’an seraya melihat mushaf lebih utama dibanding membaca Al-Qur’an sambil dihafalnya (dalam al-Majmu’ dijelaskan karena menggabungkan membaca dan melihat adalah ibadah lain, begitulah yang dikatakan Al-Qadhi’, Al-Ghazali, dan lainnya dari golongan kita. Serta telah di nash oleh mayoritas ulama salaf, dan saya Imam Nawawi tidak melihat adanya perselisihan) inilah yang dikatakan golongan kita, dan pendapat yang paling masyhur dari kalangan ulama Salaf radhiyallahu ‘anhum.”

5. Memulai Membaca Al-Qur’an dengan Isti’adzah

Kalimat isti’adzah atau taawudz adalah sebuah doa yang maknanya untuk memohon penjagaan dan perlindungan kepada Allah SWT dari godaan setan. Allah SWT berfirman Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 98:

فَاِ ذَا قَرَأْتَ الْقُرْاٰ نَ فَا سْتَعِذْ بِا للّٰهِ مِنَ الشَّيْطٰنِ الرَّجِيْمِ

Artinya: “Maka apabila engkau (Muhammad) hendak membaca Al-Qur’an, mohonlah perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.”

|| BACA JUGA: Kajian Bulanan Tadabbur Al-Qur’an

6. Membaca dengan Tartil

Membaca dengan tartil (sesuai hak dan mustahaknya huruf-huruf tersebut) serta tidak terburu-buru, agar dapat menghayati setiap ayat yang ia baca. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Muzzammil ayat 4:

وَرَتِّلِ الْقُرْاٰ نَ تَرْتِيْلًا

Artinya: “… Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan.”

Membaca Al-Qur’an dengan khusyu’ dan menangis karena sentuhan pengaruh ayat yang dibaca, sehingga dapat menyentuh jiwa juga perasaan, serta membaguskan suara ketika membaca Al-Qur’an.

7. Mengeraskan Suara, Kecuali ketika Ada yang sedang Beribadah

Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar menjelaskan tentang keutamaan membaca Al-Qur’an dengan suara keras atau lirih sebagaimana berikut ini:

قال العلماء والجمع بينهما أن الإسرار أبعد من الرياء فهو أفضل في حق من يخاف ذلك، فإن لم يخف الرياء فالجهر أفضل بشرط أن لا يؤذي غيره من مصل أو نائم أو غيرهما

Artinya: “Ulama berkata, cara mengompromikan dua dalil tersebut adalah membaca Al-Qur’an dengan suara pelan bagi orang yang takut riya itu lebih utama. Sementara bagi orang yang tidak riya, maka mengeraskan suara saat baca Al-Qur’an lebih diutamakan dengan catatan tidak menganggu orang yang shalat, tidur, dan lain-lain.”

8. Membaca Al-Qur’an Secara Berjamaah

Rasulullah SAW bersabda:

مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ تَعَالَى، يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ، إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِينَةُ، وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمْ الْمَلاَئِكَةُ، وَذَكَرَهُمْ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ

Artinya: “Tidaklah berkumpul sekelompok orang dalam satu rumah dari rumah-rumah Allah. Mereka membaca kitab Allah (Al-Qur’an) dan saling belajar di antara mereka (berdiskusi) kecuali mereka dikaruniai ketenangan, dinaungi oleh rahmat Allah. Para malaikat mengelilingi mereka, dan Allah SWT menyebut mereka di kalangan para malaikat,” (HR Muslim).

9. Mentadabburi Isi Kandungan Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah kitab yang berisikan tentang peringatan dan pelajaran. Oleh karenanya, sebagai umat islam sudah sepatutnya ia memahami isi kandungan dalam Al-Qur’an agar menemukan arah dalam hidupnya. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Shad ayat 29 berikut ini:

كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ

Artinya: “Kitab (Al-Qur’an) yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapatkan pelajaran.”

Demikian penjelasan tentang adab dalam membaca Al-Qur’an. Semoga kita senantiasa mengamalkan dan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT lewat kemuliaan Al-Qur’an, aamiin.

Wallohu A’lam
Oleh Tim Multimedia Pesantren Ibnu Syam

This article have

0 Comment

Leave a Comment