PESANTREN IBNU SYAM – Pada acara peringatan maulid Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam tahun 1446 H Pesantren Ibnu Syam mengundang Guru Mulia Syeikh Al-Habib Prof. Dr. Mhd Shareef Al-Sawaf (Rektor Universitas Syeikh Ahmad Kaftaru Damaskus). Malam puncak acara ini beliau menyampaikan mauidzoh hasanah (nasihat yang baik) kepada para jamaah.
Pepatah arab mengatakan bahwa semakin kita memuliakan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam maka anugerah Allah subhanahu wa ta’ala itu akan sangat datang dan banyak melimpah kepada kita. Semua daripada karunia Allah SWT anugerah dari Allah SWT akan kita dapatkan karena cinta kepada Nabi Muhammad SAW.
Derajat mereka (sahabat) itu tergantung pada kemuliaan mereka memuliakannya kepada Rasulullah SAW. Sahabat yang paling mulia adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu anhu, mengapa Abu Bakar RA merupakan sahabat yang paling mulia? karena beliau adalah salah satu sahabat yang sangat memuliakan Nabi Muhammad SAW.
Orang-orang Quraisy sangat bahagia ketika mendengar kabar Nabi Muhammad SAW. Kemudian mereka berkata kepada Abu Bakar RA,
“Lihatlah Abu Bakar RA apa yang telah diucapkan Nabi Muhammad SAW itu adalah sesuatu yang sangat tidak masuk akal. Engkau wahai abu Bakar adalah orang yang sangat pintar, orang yang sangat cerdas, engkau juga adalah seorang pedagang. Kamu tau sendiri bagaimana dari Mekkah menuju ke Syam, bagaimana seberapa jauh jarak daripada Mekkah kepada Syam dan seberapa lama kita bisa menempuh itu.”
Dan kemudian temanmu ini, yaitu Nabi Muhammad SAW berkata bahwa beliau itu dari Mekkah menuju Syam hanya satu malam. Kemudian beliau juga mengatakan bahwa beliau itu sampai kepada langit dan kemudian kembali lagi ke Mekkah itu adalah sesuatu yang sangat tidak masuk akal.
Kemudian Abu Bakar RA mengatakan sebuah jawaban yang sangat mencengangkan, sebuah jawaban yang mana seorang yang bijaksana itu mengajarkan bagaimana cara menjawab yang benar.
Beliau berkata, “jika yang mengatakan itu adalah Nabi Muhammad SAW, maka ketahuilah, beliau benar-benar jujur, beliau benar-benar mengatakan sesuatu yang nyata. Memang saya sedikit meragukan apa yang kamu katakan, namun jika yang mengatakan hal tersebut adalah Nabi Muhammad SAW, maka saya 100% mempercayai hal tersebut,” jelas Abu Bakar RA.
Ini adalah Abu Bakar RA. As-shiddiq adalah orang yang mempercayai, yang mana beliau itu sangat memuliakan Nabi Muhammad SAW dan beliau akhirnya menjadi sahabat yang paling mulia.
|| BACA JUGA : Pesantren Ibnu Syam Undang Rektor Univ. Syeikh Ahmad Kaftaru Damascus
Ketika para malaikat itu disuruh bersujud kepada Nabi Adam AS sesungguhnya mereka itu disuruh bersujud kepada dzat atau nur (cahaya) yang ada di dalam diri Nabi Adam AS yaitu Nabi Muhammad SAW.
Ayat innallaha wamalaaikatahu yusolluna alannabi ya ayyuhalladziina aamanu shollu alaihi wasallimu taslima. Ayat ini merupakan ayat yang sangat dahsyat. Bayangkan Allah SWT dan malaikat bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW dan kita seluruh manusia disuruh untuk bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW dan kita meyakini dengan pasti bahwa Allah SWT tidak seperti apa pun. Tidak mirip dengan makhluk-Nya sama sekali, tidak dengan karakteristiknya, dan juga tidak dari pada pekerjaannya.
Namun Allah SWT menyebutkan satu pekerjaan yang mana pekerjaan itu juga dilakukan oleh para manusia yaitu bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Sholawat daripada Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW merupakan sebuah bentuk pengagungan dari Allah SWT kepada Rasulullah SAW.
Adapun sholawat kita kepada Rasulullah SAW tidak lain tidak bukan adalah kita ingin mengambil berkah daripada Rasulullah SAW, mengambil berkah dari pada keagungan Nabi Muhammad SAW agar kita juga diberkahi. Lihatlah bagaimana Allah SWT berdialog kepada Rasulullah SAW dalam Al-Qur’anul karim.
Kemudian Allah SWT mengatakan kepada nabi dan itu terdapat di banyak sekali tempat. Namun ketika Allah SWT berdialog kepada nabi-nabi yang lain beliau mengatakan namanya secara langsung yaa musa. Tidak pernah Allah SWT mengatakan wahai seorang Nabi Musa atau wahai seorang Nabi Yahya, tidak pernah. Langsung disebutkan namanya. Ini merupakan sebuah pengajaran dari Allah SWT bagaimana caranya kita untuk memuliakan nabi Muhammad SAW.
Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita untuk mencintai negara kita. Ketika Rasulullah SAW melihat Mekkah beliau mengatakan Allah SWT tahu bahwa engkau wahai Mekkah itu adalah tempat yang sangat aku cintai. Ketika Rasulullah SAW melihat gunung uhud beliau mengatakan ini adalah sebuah gunung yang kita cinta kepadanya dan dia cinta kepada kita.
Rasulallah mengatakan bahwa kita tidak boleh merasa hasad atau dengki kecuali dalam dua hal, lihatlah bagaimana Rasulullah SAW melahirkan umat yang sangat mulia bagaimana Rasulullah SAW merubah akhlak dari pada orang-orang siapakah dua orang yang boleh kita hasad kepada mereka.
Dia punya sifat kebijaksanaan dan ilmu yang banyak. Kemudian dia mengajarkan ilmu tersebut kepada orang-orang seperti yang dilakukan oleh para ulama. Seperti Dr. Kiyai Slamet Ibnu Syam bagaimana beliau sekarang ini sangat fokus kepada ilmu dan beliau juga sangat fokus yang berhubungan dengan para santri namun ini tidak cukup.
Orang-Orang yang memiliki harta yang banyak namun harta ini di infaqkan untuk sesuatu yang benar.
1. Visi yang Jelas
2. Orang yang Serius
3. Orang-Orang yang Mendonasikan Hartanya
Negara ini merupakan negara yang besar, besar karena mereka memuliakan Nabi Muhammad SAW. Besar karena memiliki akhlak sopan santun yang sangat luhur. Besar karena ada beberapa politisi yang mana beliau berkenan untuk hadir dalam maulid Rasulullah SAW. Dan negara ini besar insyaallah dengan mereka para penerus negara yang membuat negara ini penuh dengan kebaikan.
Saya sungguh bersaksi saya sudah keliling dunia, saya tidak melihat negara yang lebih indah daripada negara Indonesia, saya tidak melihat bahwa ada pesantren yang lebih indah daripada pesantren di Indonesia dengan itu kita menjadi negara yang benar-benar besar. Ini adalah sebuah kesempatan dan ini merupakan shodaqoh jariyah yang mana shodaqoh jariyah itu akan tetap kekal selamanya.
Insyaallah akan ada kerjas ama MOU antara pesantren jamiah yang ada di negeri Syam dengan Pesantren Ibnu syam. Dan semoga hal itu menjadi kebaikan yang akan disebarkan di dunia ini. Syekh Ahmad Slamet dulu pernah belajar di tempat saya, dan kami sangat bangga bahwa beliau pernah belajar di tempat saya.
Wallohu A’lam
Oleh Tim Multimedia Pesantren Ibnu Syam
Leave a Comment